Rabu, 15 Februari 2012

PANDUAN PEMULIHAN KORBAN BENCANA


Oleh Andi Justeriah

Panduan ini kami susun dan sadur berdasarkan pedoman-pedoman pemulihan bencana yang di miliki relawan-relawan dari berbagai Negara di Banda Aceh, Indonesia tahun 2005. 
Dan panduan ini juga pernah saya terapkan di Posko Kami di lampulo Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh, Indonesia, selama tiga bulan pada tahun 2005.

Bencana yang terjadi di Indonesia, baik yang disebakan oleh alam karena ulah manusia, semakin meningkat frekwensinya dan intervensinya pada akhi-akhir ini. Hal ini berakibat banyaknya korban jiwa, kerusakan dan kehilangan harta benda, tempat tinggal, mata pencaharian dan lain sebagainya. Sehingga untuk menangani korban bencana tersebut diperlukan panduan bagi relawan yang akan melaksanakan tugas sucinya untuk pemulihan korban bencana. 
Untuk itu kami membuat rangkuman panduan pemulihan korban bencana agar target yang diinginkan relawan dapat tercapai. Berikut beberapa yang perlu diperhatikan dan dijadikan rujukan dalam menangani pemulian korban bencana antara lain:                                                                                                          
Partisipasi
Penduduk yang terkena bencana secara aktif berpartisipasi dalam pengkajian, perancangan, pelaksanaan, pemamtauan, dan evaluasi program bantuan.

Indikator kunci
  1. Perempuan dan laki-laki segala kelompok umum dari penduduk yang terkena bencana maupun dari masyarakat luas, termasuk kelompok-kelompok rentan, menerima informasi tentang program bantuan, dan diberikan kesempatan untuk memberikan masukan kepada lembaga bantuan disemua tahapan siklus proyek.
  2. Tujuan-tujuan dan rencana-rencana tertulis dari program bantuan harus mencerminkan kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah dan nilai-nilai dri orang kena bencana khususnya yang termasuk kelompok rentan dan program itu membantu penyediaan perlindungan terhadap mereka.
  3. Program dirancang untuk meksimalkan penggunaan keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuan lokal.


Kajian Awal
Kajian memberikan suatu pemahaman tentang situasi bencana dan suatu analisa yang jelas tentang ancaman terhadap kehidupan, martabat, kesehatan, dan penghidupan. Berdasarkan konsultasi dengan pihak-pihak yang berwenang, menentukan apakah dibutuhkan respon dari luar dan kalau memang demikian respon macam apa yang diperlukan.
Respons

Suatu respons kemanusiaan diperlukan dalam situasi dimana pihak-pihak yang berwenang terkait tidak mempu atau tidak bersedia untuk merespons kebutuhan perlindungan dan bantuan dari penduduk yang berada diwilayah kekuasaanya, dan bilamana kajian dan analisis menunjukkan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi.
Indikator Kunci
  1. Dalam situasi di mana kehidupan orang-orang terancam akbat kejadian bencana, program-program mengutamakan pemenuhan kebutuhan penyelamatan kehidupan.
  2. program dan proyek dirancang untuk memberikan dukungan dan perlindungan terhadap penduduk yang terkena bencana dan untuk menggalakkan penghidupan mereka, sehingga mereka memenuhi atau melampaui standar-standar minimun spehe,  seperti digambarkan indikator kunci.
  3. Terdapat koordinasi dan pertukaran informasi yang efektif diantara mereka yang terkena dan pihak-pihak yang terlibat dalam respons bencana. Lembaga-lembaga kemanusiaan melaksanakan kegiatan berdasrkan kebutuhan, dimana kepakaran dan kemampuan mereka dapat memberikan dampak yang terbesar dalam konteks keseluruhan program bantuan.
Penentuan sasaran
Bantuan atau pelayanan kemanusiaan disediakan secara berkeadilan dan tanpa pilih kasih, berdasarkan pada kerentanan dan kebutuhan dari orang-perorangan atau kelompok-kelompok yang terkena bencana.
Indikator Kunci
  1. kreteria penentuan sasaran harus didasarkan pada analisis kerentanan yang menyeluruh.
  2. Mekanisme penentuan sasaran disepakati bersama penduduk yang terkena bencana (termasuk perwakilan kelompok-kelompok rentan) dan pelaku-pelaku lain yang terkait. Penentuan sasaran dilakukan dengan jelas dan diumumkan secara meluas.
  3. Penentuan sasaran dan kreteria tidak merongrong martabat dan keamanan orang-perorangan.
  4. Sistem-sistem distribusi dimonitor untuk memastikan bahwa kreteria penentuan sasaran dipenuhi dan bahwa tindakan-tindakan perbaikan diambil ketika diperlukan.
Pemantauan
Efektivitas dari program untuk merespons masalah diidentifikasi dan perubahan-perubahan dalam konteks yang lebih luas secara terus menerus dimonitor, dengan tujuan untuk meningkatkan program, atau mengakhiri sesuai dengan keperluan yang ada.
Evaluasi
Ada suatu pemeriksaan yang sistematis dan inparsial terhadap tindakan kemanusiaan, yang dimaksudkan untuk menarik pelajaran demi meningkatkan praktek dan kebijakan dan untuk memperbaiki akuntabilitas

Komptensi dan Tanggungjawab Pekerja Kemanusiaan
Pekerja kemanusiaan mempunyai kualifikasi yang tepat, sikap dan pengalaman untuk merencanakan dan secara efektif melaksanakan program yang tepat.

Rancangan Dan Pelaksanaan Program
Semua sarana dan sumber daya yang disediakan mencerminkan kerentanan, kebutuhan dan kehendak dari penduduk terkena bencana. Sejauh memungkinkan, para penggunan dilibatkan dalam menajemen dan pemeliharaan sarana-sarana kebersihan.
Idikator kunci
  1. Resiko sehubungan dengan kebersihan yang dianggap penting dari sudut pandang kesehatan masyarakat diidentifikasi.
  2. program-program memuat suatu mekanisme efektif untuk menanpung perwakilan dan peranserta dari semua pengguna, termasuk pada taraf awal perenacangan fasilitas.
  3. Semua kelompok diantara penduduk mempunyai akses yang
    berkeadilan terhadap sumberdaya atau sarana yang diperlukan untuk melanjutkan atau mencapai praktek-peraktek penjagaan kebersihan yang digalakkan.
  4. Pesan-pesan dan kegiatan penyuluhan kebersihan mengatasi prilaku-prilaku kunci dan kesalah kaprahan dan diarahkan kepada semua kelompok pengguna. Para wakil kelompok-kelompok ini berpartisipasi dalam perencanaan, pelatihan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
  5. Para pengguna mengambil tanggung jawab untuk menajemen pemeliharaan dari sarana-sarana sebagai mana mentinya.
Standar Minimun Pasokan Air Bersih
Semua orang mempunyai akses yang aman dan berkeadilan terhadap jumlah yang memadai dari air untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi dan rumah tangga. Titik-titik air masyarakat terletak cukup dekat dengan rumah tangga sehingga memungkinkan penggunaan air setidaknya untuk keperluan minum.
Idikator kunci
  1. Rata-rata jumlah air yang digunakan untuk minum, memasak dan kebersihan pribadi di masing-masing rumah tangga setidak-tidaknya adalah 15 liter per kepala per hari.
  2. Jarak terjauh antara rumah tangga dan titik terdekat adalah 500 meter.
  3. Lamanya antrian disumber air tidak melebihi 15 menit
  4. Waktu yang diperlukan untuk memenuhi tempat air dengan  volume air 20 liter tidak melebihi 3 menit
  5. sumber dan sistem air dipelihara sedemikian rupa sehingga volume air yang tepat selalu tersedia secara konsisten atau secara berkala.
Standar Minimun Kualitas Air
Rasa air dapat diterima, dan kualitasnya cukup memadai untuk diminum dan digunakan untuk kebersihan pribadi dan rumahtangga tanpa menyebabkan risiko yang bermakna terhadap kesehatan.
Idikator kunci
  1. Survei sanitasi menunjukkan rendahnya risiko pencemaran tinja
  2. Tidak ditemukan bakteri koli dari unsur tinja per 100 ml pada titik pembagian air.
  3. Orang-orang memilih konsumsi air minum dari sumber-sumber yang terjaga atau sudah dibersihkan ketimbang sumber lain yang sekedar lebih terjangkau
  4. Untuk pasokan air melalui pipa, atau semua jenis pasokan pada waktu terdapat risiko adanya wabah diare, air dobati dngan pencuci hama (desinfektan) sehingga di kran air terdapat sisa klorin bebas pada tingkat 0,5 mg per liter dan tingkat kekeruhannya dibawah 5 NTU.
  5. Tidak ditemukan dampak gangguan kesehatan karena penggunaan sementara air yang tercemar bahan-bahan kimia (termasuk sisa-sisa penjernihan kimiawi) atau sumber-sumber radiologi, dan pengkajian menunjukkan tidak adanya kemungkinan yang bermakna dari semacam itu.
Standar Minimun Sarana-dan Piranti Air
Orang-orang mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air dalam jumlah yang cukup untuk keperluan minum, memasak, dan kebersiahan pribadi dan untuk memastikan bahwa air minum tersebut tetap aman sampai waktunya untuk dikonsumsi.
Idikator kunci
  1. Tiap rmah tangga mempunyai setidaknya dua piranti untuk mengambil air bersih seukuran 10 sampai 20 liter ditambah dengan tempat penyimpanan air bersih untuk memastikan selalu adanya air bersih di rumahtangga yang bersangkutan.
  2. Wadah-wadah untuk mengmbil dan menyimpan air bersih dilengkapi dengan leher sempit atau bertutup, atau cara lain yang aman untuk menyimpan, mengambil, dan menggunakan
    air.
  3. sekurang-kurangnya tersedia 250 gram sabun untuk kebersiahan pribadi perkepala perorang.
  4. Bilamana srana-sarana permandian untuk umum diperlukan, tersedia petak-petak mandi dan petak untuk perempuan terpisah dari petak mandi laki-laki, dan petak-petak itu itu digunakan dengan tepat dan berkeadilan.
  5. Bilamana sarana pencucian untukumum diperlukan, tersedia setidaknya satu tempat cuci untuk setiap 100 orang, dan tempat cuci pribadi tersedia untuk para perempuan mencuci pakaian dalam dan pembalut wanita.
  6. Partisipasi semua kelompok rentan secara aktif didorong dalam penentuan lokasi dan penggunaan sarana-sarana mandi umum dan/atau penyediaa dan pembagian sabun dan/bahan pengunaan dan penyuluhan tentang bahan-bhan pengganti yang
    cocok..
Standar Minimun Jumlah Akses Jamban
Orang-orang mempunyai jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat tinggal mereka, untuk memungkinkan akses yang cepat ,aman, dan pantas baik siang maupun malam.

Idikator kunci
  1. Maksimum 20 orang pengguna untuk satu jamban
  2. Penggunaan jamban diatur oleh rumah-rumahtangga dan/ atau terpisah menurut jenis kelamin.
  3. Jamban yang terpisah untuk perempuan dan laki-laki tersedia di tempat umum (pasar, pusat-pusat distribusi, pusat pemeliharaan kesehatan)
  4. Jamban kolektif atau jamban umum dibersihkan atau dipelihara sedemikian rupa sehingga mereka tetap digunakan oleh para sasarn pengguna
  5. Jamban berjarak tidak lebih dri 50 meter dari tempat tinggal
  6. Jamban digunakan dengan cara-cara sebersih mungkin dan tinja anak-anak dibuan sesegera mungkin dan dengan cara sebersih mungkin.
Standar Minimun Rancangan, Pembangunan, dan Penggunaan Jamban
Jamban ditempatkan, dirancang, dibangun dan dipelihara sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan, kebersihan, dan keamanan dalam penggunaan.

Idikator kunci
1.      Pengguna (khususnya perempuan) telah diajak bewrembug dan menyetujui penempatan dan rancangan jamban yang akan dibangun.
2.      Jamban-jamban dirancang, dibangun dan ditempatkn dengan gambara sebagai berikut:
  1. jamban dirancang sedemikian rupa untuk dapat digunakan untuk semua kalangan penduduk, termasuk anak-anak, para lanjut usia, wanita hamil, dan para penyandang cacat fisik dan mental.
  2. jamban ditempatkan sedemikian rupa sehingga mengurangi ancaman terhadap para pengguna tertama perempun dan para remaja, siang maupun malam hari
  3. jamban cukup mudah untuk dibersihkan sehingga orang mau menggunakan dan tidak menimbulkan bahaya gangguan kesehatan.
  4. Jamban memberikan privatisasi sesuai dengan norma-norma pengguna.
  5. Jamban memungkinkan pembuangan pembalut wanita, atau  menyediakan perempunan dengan privasi yang diperlukan untuk mencuci dan mengeringkan kain pembalut wanita
3.      Semia jamban yang dibangun dengan menggunakan air untuk mengelontor dan/atau leher angsa, mempunyai ketersediaan air yang mencukupi dan pasokan yang teratur
4.      jamban cemplung dan jamban hanyut terletak setidaknya 30 meter dari sumber air tanah dan dasar dari galiannya paling tidak 1,5 meter dari sumber air bawah tanah. Drainase (saluran air) atau limbah dari sistem pembuangan tinja tidak boleh mengalir ke sumber air permukaan atau sumber air bawah tanah yang dangkal
5.      Orang-orang membasuh tangan mereka setelah buang air dan sebelum memasak atau makan.
6.      Orang-orang disediakan dengan alat dan bahan untuk membangun, memelihara, dan membersihkan jamban-jamban mereka sendiri sejauh memungkinkan.
Standar Minimun Perlindungan Perorangan dan Keluarga
Semua orang terkena bencan mempunyai pengetahuan dan cara untuk melindungi diri mereka sendiri dari pnyakit dan gangguan vektor-vektror yang memungkinkan menjadi suatu resiko yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan.
Idikator kunci
  1. Semua penduduk yang berisiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor memahami cara penularan dan metode-metode yang memungkinkan digunakan untuk mencegahnya.
  2. semua penduduk sedapat mungkin mempunyai akses terhadap hunian yang
    tidak menjadi sarang pembiakan vektor dan terlindungi oleh cara-cara pengendalian vektor yang tepat.
  3. orang-orang yang menghindari dijankiti nyamuk pada saat penyebaran nyamuk yang paling tinggi dengan penggunakan cara-cara yang membahayakan dri yang tersedia pada mereka. Perhatian khusus diberikan terhadap perlindungan untuk kelompok-kelompok resiko tinggi seperti perempuan hamil dan ibu menyusui, bayi, anak-anak, para lnjut usia dan penderita penyakit.
  4. orang-orang yang mempunyai kelambu nyamuk berobat menggunakkanya secara efektif.
  5. Pengendalian kutu badan dilakukan bilamana terdapat ancaman typus memalui kutu atau demam kambuhan
  6. perlatan tidur dan pakaian dijemur dan cuci secara berkala
  7. setiap waktu makan dijaga dari pencemaran oleh vector seperti lalat, serangga dan tikus.

Standar Minimun Cara-Cara Perlindungan Fisik, Lingkungan dan Kimiawi
Jumlah vektor-vektor penyakit yang membawa resiko gangguan kesehatan dan vektor yang menjadi gangguan kenyamanan dikendalikan pada tarap yang dapat diterima.

Idikator kunci
1.      Para pengungsi ditempatkan pada lokasi yang mengurangi paparan mereka dari nyamuk
2.      Tempat-tempat pembiakan dan sarang vektor dimodivikasi sedapat mungkin
3.      pengendalian lalat secara intensif dilaksanakan depenampungan yang padat pada saat ditemukan risiko atau adanya wabah diare
4.      Kepadatan populasi nyamuk dikendalikan serendah mungkin untuk menghindari risiko tingkat penularan yang berlebihan dan mengurangi infeksi
5.      Orang-orang yang terjangkit malaria didiagnosis secara dini dan menerima pengobatan.
Standar Minimun Pengumpulan dan Pembungan Limbah Padat
Orang-orang mempunyai suatu lingkungan yang kurang lebih tidak tercemar dari limbah padat, termasuk limbah medis, dan mempunyai sarana-sarana untuk membuang limbah rumah tangga secara mudah dan efektif.

Idikator kunci
  1. 1.Warga penduduk korban bencana dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program manajemen limbah padat
  2. Limbah rumah tangga setiap hari disimpan disuatu wadah untuk secara berkala dukumpulkan, dibakar, atau ditinbun di lubang yang telah ditentukan.
  3. Semua rumah tangga mempunyai tempat sampah dan atau mempunyai akses lubang sampah umum yang berjarak tidak melebihi 100 meter
  4. Setidak-tidaknya satu tempat sampah berukuran 100 liter tersedia setiap 10 keluarga yang sampah rumah tangganya tidak ditimbun
  5. sampah diankt dari tempat penampungan sebelum menjadi gangguan atau resiko kesehatan
  6. Limbah medis dipisahkan dan dibuang secara terpisah dan terdapat lubang pembungan yang dirancang, dibangun dan dioperasikan secara benar, atau tungku pembakaran denganlubang pembuangan abu yang dalam, dalam masing-masing  kawasan fasilitas kesehatan tersebut
  7. Tidak ditemukan limbah medis yang berbahaya atau tercemar (jarum, gelas, perban, obat dsb) kapan saja baik di kawasan hunian maupun tempat-tempat umum.
  8. terdapat lubang pembuangan sampah, wadah atau tempat khusus yang ditandai dengan jelas dengan dipagari di tempat-tempat umum seperti dipasar dan tempat pemotongan hewan dengan sistem pengambilan yang berkala.
  9. Pembuangan sampah terakhir dilaksanakan pada suatu tempat sedemikian rupah dan cara sedemikian rupa untuk menghindarkan timbulnya masalah-masalah kesehatan dan lingkungan untuk masyarakat setempat dan masyarakat terkena bencana
Standar Minimun Pekerjaan Drainase (Saluran Air)
Warga mempunyai lingkungan dimana risiko kesehatan dan lain-lain, yang diakibatkan oleh erosi dan genangan, termasuk air hujan, banjir, limbah rumah tangga dan sarana kesehatan, diminimisasi.berikut standar minimum Pekerjaan Drainase (saluran Air) warga.
  1. Tempat-tempat sekitar hunian dan titik bagi air terbebas dari genagan air limbah dan saluran pembuangan air hujan dijaga tetap lancar.
  2. Hunian, gang-gang, dan sarana sarana perairan dan kebersihan tidak tergenang atau terkikis air.
  3. drainase (saluran air) dititik-titik bagi air direncanakan, di bangun dan dipelihara dengan baik. Ini termasuk drainase (saluran air) dari tyempat mandi dan cuci serta dari titik pengambilan air
  4. Air buangan dari drainase (saluran) tidak mencermari sumber-sumber air permukaan dan air tanah yang sudah ada atau menyebabkan erosi
  5. tersedia jumlah peralatan secara cukup dan tepat yang disediakan untuk pekerjaan drainasi (saluran air) berskala kecil dan pemeliharaan dimana diperlukan.
Panduan Standar Minimun Perencanaan Untuk Kualitas Air Minum Untuk Lembaga Umum
  1. Pusat Kesehatan dan Rumah Sakit 5 liter/pasien rawat jalan, 40-60 Liter/pasien rawat inap/hari Volume tambahan mungkin diperlukan untuk peralatan cuci, toilet, dsb.
  2. Pusat pengobatan Kolera 60 liter/pasien/hari 15 liter/pemeliharan pasien/hari
  3. Pusat pemberian makanan tambahan perbaikan gizi 30 liter/pasien inap/hari 15 liter/pemeliharan pasien/hari
  4. Sekolah 3 liter/murid/hari untuk minum dan mencuci tangan (tidak termasuk penggunaan untuk jamban
  5. Masjid 2-5 liter/orang/hari untuk mencuci dan minum
  6. Jamban umum 1-2 liter/pengguna/hari untuk mencuci tangan 2-8 liter/jamban/hari untuk pembersihan
  7. Jamban siram 20-40 liter/pengguna/hari untuk jamban gelontor yang dibuang ke got
    3-5 liter/pengguna untuk jamban siram
  8. Cebok 1-2 liter/orang/hari
  9. Ternak 20-30 liter/hewan ukuran sedang atau besar/hari 5 liter/hewan kecil/hari

  10. Irigasi kecil-kecilan 3-6 mm/meter bujur sangkar/hari, tetapi dapat berbeda-beda sesuai keadaan
Panduan Standar Minimun Perencanaan Untuk Jumlah Minum dan Jamban Di Tempat-Tempat Umum

No.
Lembaga
Jangka Pendek
Jangka panjang
1.
Pasar
1 jamban untuk 50 kios
1 jamban untuk 20 kios
2.
Rumah sakit/pusat-pusat kesehatan
1 jamban untuk 20 tempat tidur atau tiap 50 pasien rawat
jalan
1 jamban untuk 10 tempat tidur atau tiap 20 pasien rawat
jalan
3.
Pusat pemberian makanan tambahan
1 jamban untuk 50 dewasa
1 jamban untuk 20 anak-anak
1 jamban untuk 20 dewasa
1 jamban untuk 10 anak-anak
4.
Pusat pendaftara/transit
1 jamban untuk 50 orang 3 perempuan 1 laki-laki
-
5.
Sekolah
1 jamban untuk 30 anak perempuan
1 jamban untuk 60anak laki-laki
1 jamban untuk 30 anak perempuan
1 jamban untuk 60anak laki-laki
6.
Kantor
-
1 jamban untuk 20 pegawai



Mekanisme Penularan Penyakit-Penyakit Yang Berjangkit Lewat Air Dan Tinja
  1. Campur atau hanyut Kolera, shigellosis, diare, salmonellosis, typus,
    paratyphus, dll. Disentri amuba, giardiasis hepatitis A, polimyelitis, diare rotavirus  Bakteri tinja ke mulut bukan bakteri tetapi melalui tinja ke mulut Pencemaran air Buruknya sanitasi, Buruknya kebersihan pribadi pencemaran tanaman
  2. Hanyut atau kelangkaan air Infeksi mata dan kulit Typhus melalui kutu dan demam kambuhan melalui kutu Kekurangan air buruknya kebersihan pribadi
  3. Agen penyakit melalui tinja Cacing gelang, hookworm, cacing cambuk Agen penyakit melalui tanah Jamban tanah terbuka pencemaran tanah
  4. Cacing pita pada daging sapi atau daging babi, taeniasis Orang ke hewan Daging kurang matang pencemaran tanah
  5. Berdasar air Schistomiasis, guinea worm, chlonorchiasis Bertahan lama di air yang terjangkit Pencemaran air
  6. Vektor serangga di air vektor serangga di tinja Malaria, demam berdarah, sakit tidur, filariasis, dsb. Diare dan disentri Gigitan nyamuk, lalat ditularkan oleh lalat dan kecoa Gigitan dekat air membiak di air lingkungan yang kotor
Standar Minimun Ketahanan Pangan
Dimana masyarakat menghadapi resiko kerawanan pangan keputusan program didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana masyarakat biasanya mengakses pangan, dampak bencana terhadap ketahanan pangan saat ini dan saat mendatang, dan respon yang tepat.

Standar Minimun Upaya-Upaya Ketahanan Pangan


Penyaluran makanan umum memberikan bantuan makanan gratis langsung kerumah tangga dan karenanya sangat penting menjamin ketahanan pangan dalam jangka priodik Upaya-upaya ketahanan dikategorikan dalam tiga kelompok yang berkaitan dengan standar ketahanan pangan:
1.Produksi primer
2.Pendapatan dan Pekerjaan
3.Akses kebarang dan pelayanan pasar
Standar Minimun Produksi Primer

Mekanisme produksi primer didukung dan dilindungi.
Idikator kunci
  1. Intervensi untuk mendukung produksi primer berdasarkan pada suatu pemahaman yang kuat tentang kelayakan system produksi. Termasuk akses terhadap dan ketersediaan masukan dan pelayanan yang perlu.
  2. Teknologi baru diperkenalkan hanya bila dampaknya terhadap sistem produksi setempat, praktek budaya dan lingkungan dapat dipahami dan diterima oleh para produsen pangan.
  3. sedapat mungkin, satu cakupan masukan disediakan untuk memberikan fleksibelitas bagi produsen dalam mengelola produksi, pemrosesan dan distribusi dan dalam mengurangi resiko.
  4. Tanaman produktif, masukan ternak atau perikanan tepat waktu, dapat diterima di tingkat setempat, dan sesuai dengan norma-norma kualitas yang layak
  5. Pengenalan masukan dan jasa tidak mem[perburuk kerentanan atau meningkatkan resiko, misalnya dengan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan sumber daya alam yang jarang ditemukan atau dengan merusak jaringan social yang ada
  6. sedapat mungkin masukan dan jasa dibeli secara tempatan, kecuali apabila hal tersebut menimbulkan dampak buruk bagi produsen
  7. produsesn, pemrosesan dan distributor pangan yang menerima masukan proyek menggunakannya dengan sepatutnya.
  8. Penyaluran bibit, peralatan dan pupuk: diberikan untuk mendorong produksi pertanian, sebagai paket mulai bagi pengungsi yang pulang, atau untuk menanekaragamkan panen. Sering dikombinasikan dengan pelayanan penyuluhan pertanian dan bila mungkin pelatihan teknis
  9. pelayanan penyuluhan pertanian setempat.
  10. Pelatihan dan pendidikan keterampilan yang relevan.
  11. Intervensi peternakan: dapat termasuk upaya kesehatan ternak, penyaluran darurat, membuat cadangan ternak, penyaluran makanan ternak dan tambahan gizi, pengunsian ternak, dan pemberian sumber air alternatif.
  12. Penyaluran jaringan dan peralatan perikanan, atau alat berburu
  13. promosi pengolahan makanan.
Standar Minimun Pendapatan Dan Pekerjaan
Apabila peningkatan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan meupakan strategi penghidupan yang layak, masyarakat dapat mengases kesempatan untuk mendapatkan penghasilan secara semestinya, yang akan menghasilkan pengupahan yang adil dan berperan dalam ketahanan pangan tanpa membahayakan sumber daya yang menjadi dasar penghidupan.
Idikator kunci
  1. Uang kontan upah kerja: memberi keluarga rawan pangan kesempatan mendapatkan pekerjaan yang dibayar.
  2. Makanan upah kerja: memberi keluarga rawan pangan dengan kesempatan pekerjaan yang dibayar dan pada saat yang sama menghasilkan keuntungan untuk mereka dan masyrakat sendiri.
  3. Makanan untuk pemulihan; untuk bentuk makanan upah kerja yang kurang terstruktur. Kegiatan-kegiatan dapat menyumbang pada pemulihan awal dan tidak harus mensyratkan supervisi teknis dari luar.
  4. Kegiatan peningkatan pendapatan: memungkinkan masyarakat menganekaragamkan sumber pendapatan yang berskala kecil, kegiatan swakelola. Ini termasuk dukungan manajemen supervisi dan pelaksanaan usaha mereka.
Standar Minimun Akses ke Barang Dan Pelayanan Pasar
Masyarakat mendapatkan akses barang-barang dan pelayanan pasar yang aman karena produsen, konsumen dan pedagang dilindungi di galakkan.
Idikator kunci
  1. Pasar dan dukungan Infrastruktur: termasuk transportasi yang memungkinkan penghasilan (produsen) mencapai pasar yang lebih jauh.
  2. Menjual: memberi peternak suatu harga yang pantas untuk ternaknya pada saat kekeringan, bila ada kekuarangan persediaan air dan rumput serta harga ternak di pasar jatuh.
  3. Tokomenjual dengan harga pantas; menjual barang-barang kebutuhan dasar
    dengan harga yang dikontrol atau disubsidi, atau dengan menukar kupon atau barang.
  4. Kupon makanan atau uang: untuk menukar makanan atau barang lain di toko.
  5. Dukungan dan bantuan teknis untuk pelayanan pemerinta: termasuk pelayanan penyuluhan pertanian dan pelayanan peternakan.
  6. proyek keuangan mikro: termasuk misalnya kredit dan cara menabung harta benda, dimana dapat meliputi bantuan, pinjaman, bangk ternak, dan simpanan koperasi.
Standar Minimun Persediaan Logistik Untuk Korban Bencanan

No.
Nama Barang
Kebutuhan/orang
1.
Beras
12 Kg/orang/bulan
2.
Minyak Makan/Minyak Kelapa
0,5 liter/orang/bulan
3.
Ikan Sarden
15 kaleng ukuran kecil/Orang/bulan
4.
Mie Instan
15 Bungkus/Orang/bulan
5.
Kue kering/Biskuit
4800 Gr/Orang/bulan

Standar Minimun Kebutuhan Gisi Korban Bencana

No.
Zat gizi
Kebutuahan rata-rata penduduk
1.
Energi
2.100 kcal
2.
Protein
10-12% total energi, namun <15%
3.
Lemak
17 % total energi (40 gram)
4.
Vitamin A
1.000 IU (atau 0,5 mg retinol ekuivalen)
5.
Thaimin (vitamin B1)
0,9 mg (atau 0,4 mg per 1.000 kcal masukan)
6.
Riboflavin (vitamin B2)
1,4 mg (atau 0,6 mg per 1.000 kcal masukan)
7.
Asam Folat
160 ug
8.
Niacin (vitamin B3)
12,0 mg (atau 6,6 mg per 1.000 kcal masukan)
9.
Vitamin B12
0,9 ug
10.
Vitamin C
28,0 mg
11.
Besi
22 mg (rendah biovailabilitas misalnya 5-9%)
12.
Yodium
150 ug
13.
Magnesium
201 mg
14.
Seng
12,3 mg
15.
Selenium
8,0 mg alpha TE
16.
Vitamin E
8,0 mg alpha TE
17.
Vitamin K
48,2 ug
18.
Biotin
25,3 ug
19.
Asam pantothenat
4,6 ug
Acuan WHO 2000

Standar Minimun Kebutuhan Dasar Korban Bencana

No.
Barang
Kebutuhan/bulan
1.
Sikat Gigi
1 buah /orang
2.
Pasta Gigi
75 Gr/bulan/orang
3.
Sabun Mandi
250 Gr/bulan/orang
4.
Sampo
40 ml/bulan/orang
5.
Sabun cuci
200 Gr/bulan/orang
6.
Ember 20 liter
1 buah/perkeluarga
7.
Jirgen 20 liter (tempat air yang mempunyai penup dan lubang kecil).
3 buah/perkeluarga
8.
Piring
1 buah/orang
9.
gelas
1 buah/orang
10.
Pembalut wanita
1 bungkus/minggu/perempuan
11.
Tali Palastik
10 Meter/keluarga

Standar Minimun Naungan Tempat Tinggal
Penduduk mempunyai tempat bernaung yang memadai untukmenyediakan tempat tinggal yang bermartabat.Kegiata-kegiatan dasar rumah tangga dapat dilaksanakansecara memuaskan,dan kegiatan-kegitanan pendukung matapencaharian dapat dilakukan seperlunya.
  1. Luas lantai tempat naungan beratap pada mulanya tersediasetidak-tidaknya 3,5 m persegi per kepala
  2. Tempat naungan memungkinkan pembatasan seperlunya yangaman dan memberikan privasi antara jenis kelamin, antarabagian kelompok umur dan antara keluarga satu rumahtangga.
  3. Kegiatan-kegiatan terpenting rumah tangga dapatdilaksanakan dalam tempat hunian
  4. kegiatan-kegiatan kunci pendukung penghidupan sejauhmemungkinkan dapat dilaksanakan.
Standar Minimun Rancang Bangun
Rancang bangun tempat hunian dapat diterima oleh pendudukterkena bencana dan memberikan kehangatan yang memadai,udara segar dan perlindungan dari cuaca untuk memastikanmartabat, kesehatan, keamanan, dan kesejahteraanpenghuninya.
Idikator kunci
  1. Rancang bangun tempat hunian dan baha-bahan yangdigunakan sejauh memungkinkan akrab dengan masyarakat dandapat diterima secara budaya dan social
  2. perbaikan kerusakan tempat hunian yang sudah ada atauperbaiki tempat hunian yang tadinya dibuat sendiri olehpenduduk terkena bencana diperlukan sebagai proritas.
  3. bahan-bahan pengganti yang diperlukan untuk penyediaantempat hunian berdaya tahan cukup lama, praktis dan dapat diterima oleh penduduk terkena bencana.
  4. jenis konstruksi, bahan yang digunakan dan ukuran sertapenempatan pintu menyediakan suhu dan venttilasi yangmemadai
  5. akses terhadap sumber pasokan air dan sarana sanitasi,dan penyediaan sarana pengumpul air hujan, tendon air,saluran air, dan pengelolaan sampah padat, melengkapipembangunan tempat-tempat hunian
  6. upaya-upaya pengendalian vektor dipadukan dalamrancangan dan bahan-bahan dipilih untukmengurangi bahayakesehatan.
Standar Minimun Pembangunan
Pendekatan pembangunan disesuaikan dengan praktek keamananbangunan dan mksimalkan peluang penghidupan setempat.
Idikator kunci
  1. Bahan-bahan dan tenaga kerja dibeli dari pasar tempatantanpa menimbulkan dampak negatif pada ekonomi ataulingkungan setempat
  2. Standar-standar pengerjaan dan bahan yang diambil darikebiasaan lokal tercapai
  3. Spesifikasi bahan dan pembangunan mengurangi resikobencana di masa akan datang
  4. Jenis pembangunan dan bahan yang digunakan memungkinkanpemeliharaan dan perbaikan masing-masing tempat huniandengan menggunakan peralatan dan sumberdaya yang ada dilingkungan stempat.
Standar Minimun Dampak Lingkungan
Dampak negatrif terhadap lingkungan ditekankan melaluipemilihan cara-cara yang tepat dalam hal penampungan rumahtangga pengunsi yang terkena bencana, pengerahan bahan danpenggunaan teknik pembangunan.
Idikator kunci
  1. Penampungan penduduk terkena bencana secara sementaraataupun permanen mempertimbangkan ketersediaansumberdaya-sumberdaya alami.
  2. Sumberdaya-sumberdaya alami dikelola untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan para pengungsi dan masyarakat tuanrumah sa ini
  3. Produksi dan pasokan bahan bangunan dan prosespembangunan dilakukan sedemikian rupa untuk mengurangihabisnya sumberdaya alami dalam jangka panjang.
  4. Pepohonan dan tumbuhan sejauh mungkin dipertahankanuntuk meningkatkan serapan air, mengurangi erosi tanah danpenyediaan peneduh
  5. Lokasi hunian massal atau kamp-kamp sementara yang
    terncana dikembalikan kepada kondisi asal, kecualidisepakati untuk tidak perlu melakukannya, ketikalokasi-lokasi tersebut tidak lagi diperlukan untuk tempathunian.
Standar Minimun Pakaian Dan Peralatan Tidur
Orang-orang yang terkena bencana mempunyai pakaian yangmemadai, selimut, dan peralatan tidur untuk memastikanmartabat, keslamatan, dan kesejahteraan mereka.
Idikator kunci
  1. Perempuan, anak-anak gadis, laki-laki dan anak-anaklaki-laki mempunyai setidaknya satu perangkat lengkappakaian dengan ukuran yang tepat, sesuai dengan budaya,musim, dan iklim. Bayi dan anak-anak dibawah dua tahunjuga mempunyai selimut berukuran minimum 100 cm x 70 cm.
  2. Orang pempunyai akses kepada kombinasi dari selimut,peralatan tidur atau alas tidur untuk mendapatkankenyamanan, kehangatan, dan untuk menjaga pembatasantempat tidur sebagaimana diperlukan.
  3. Mereka yng paling rentan mempunyai pakaian dan peralatantidur tambahan untuk memenuhi kebutuan-kebutuhan mereka
  4. Kain pembungkus jenasa untuk pemakaman yang layak secarabudaya tersedia bilamana diperlukan.
Standar Minimun Kebersihan Pribadi
Tiap rumah tangga terkena bencana mempunyai akses yangmemadai terhadap sabun dan barang-barang lainnya untuk memastikan kebersihan, kesehatan, martabat dan kesejahteraan pribadi.
Idikator kunci
  1. Tiap orang mempunyai akses terhadap 250 gram sabun mandisetiap bulan
  2. Tiap orang mempunyai akses terhadap 200 gram sabun cucisetiap bulan
  3. Perempuan dan anak-anak gadis memunyai bahan untuk masamenstruasi
  4. Bayi dan anak-anak dibawah 2 tahun mempunyai 12 popokcuci atau popok sekali pakai sesuai dengan kebiasaanditempat bersangkutan
  5. Barang-barang tambahan yang penting untuk memastikankebersihan, martabat dankesejahteraan pribadi dapatdiakse.
Standar Minimun Piranti Masak dan Makan
Masing-masing rumah tangga terkena bencana mempunyai aksesterhadap piranti memasak dan makan.
Idikator kunci
  1. Masing-masing rumah tangga mempunyai akses terhadap satupanci besar dengan pegangan dan tutup, satu panci ukuransedang dengan pegangan dan tutup, satu baskom untukmenyiapan makanan atau untuk penyajian, satu pisau dapur,dan dua centon kayu.
  2. Masing-masing rumah tangga mempunyai akses terhadap duaember ukuran 10-20 liter dengan tutup (jergen 20 literdengan tutup ulir atau ember 10 liter dengan tutup)ditambah dengan satu wadah air atau penyimpanan makanan
  3. masing-masing orang mempunyai akses terhadap satupiring, sendok, logam, dan satu cangkir gelas
Standar Minimun penyediaan Kompor, Bahan Bakar, dan Penerangan.
Masing-masing rumah tangga terkena bencana mempunyai aksesterhadap pasokan bahan bakar untuk keperluan memasak danuntuk menjaga kehangatan. Masing-masing rumah tangga juga mempunyai akses terhadap cara-cara yang sesuai untukmenyediakan penerangan buatan yang berkelanjutan untukmemastikan keamanan pribadi.
Idikator kunci
  1. Bilamana makanan harus dimasak ditiap rumah tangga,masing-masing mempunyai kompor dan bahan bakar untukmemenuhi kebutuhan dasar memasak dan pemanasan makanan.
  2. Sumber bahan bakar yang secara lingkungan dan ekonomiberkelanjutan dikenal pasti dan prioritas diatas bahanbakar yang disediakan dari luar.
  3. Bahan bakar didapatkan memalui cara-cara yang selamatdan aman, dan tidak ada laoporan tentang insiden yangmencelakakan orang pada pengambilan berkala bahan bakar.
  4. Tersedia tempat penyimpanan bahan bakar yang aman
  5. Masing-masing rumah tangga mempunyai akses terhadap carauntuk membuat penerangan buatan, misalnya lentera ataulilin
  6. Masing-masing rumah tangga mempunyai akses terhadapkorek api atau car-cara pengganti untuk menyalakan bahanbakar, lilin dsb.
Standar Minimun Piranti dan Peralatan
Masing-masing rumah tangga terkena bencana bertanggungjawab untuk pembangunan atau pemeliharaan dan penggunaantempat hunian mereka dan mempunyai akses terhadap piranti
dan perlatan yang diperlukan.
Idikator kunci
  1. Bilamana bertanggung jawab untuk membangun sebagian ataukeseluruhan tempat hunian meraka sendiri atau untukmelaksanakan perbaikan-perbaikan yang penting,masing-masing rumah tangga mempunyai akses terhadap piranti dan peralatan-peralatan yang dipakai dalam melakukan tugas-tugas tersebut
    secara aman.
  2. Pelatihan atau bimbingan dalam penggunaan peralatan dandalam pembangunan tempat hunian atau tugas-tugaspemeliharaan disediakan sebagai mana diperlukan.
  3. Bahan-bahan untuk mengurangi penyebaran penyakit yangberjangkit melalui vektor, misalnya kelambu nyamukberobat, disediakan untuk melindungi tiap anggota rumahtangga.
Demikianlah Panduan Penanganan Bencana, baik bencana yang diakibatkan Gempa Bumi maupun bencana Banjir kami susun berdasarkan pedoman-pedoman Penanggulangan bencana dari berbagai Negara yang pernah membuka posko di Kota Banda Aceh serta pengalaman kami menjadi volunteer (relawan) di Posko Lampulo, Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh, Provinsi Nangroh Aceh Darussalam, Indonesia. Semoga tulisan ini membentu anda dalam aktivitas anda sebagai Volunteer/ relawan kemanusiaan.


1 komentar: